Yohanes Vianney — Pelindung Para Imam

Imam, yang menjadi "Alter Christus," atau "Kristus yang lain," adalah tokoh paling penting dalam keseluruhan struktur masyarakat, bukan hanya bagi Gereja: Selama berabad-abad, misi penyelamatan Kristus tak henti-hentinya dikembangkan ke seluruh muka bumi oleh imam, yang meninggalkan segalanya untuk mendapatkan segalanya.

Menyangkal bagi dirinya kenyamanan keluarga dan kehidupan rumah, imam adalah satu-satunya sosok kepahlawanan yang membayangi sepanjang sejarah mempengaruhi manusia yang mencari Tuhan, dengan teladan kesuciannya. Sayangnya, karena pelatihan buruk di seminari saat ini, dan waktu luang, teologi yang buruk, masyarakat yang merangkul materialisme, imam sebagai tokoh heroik telah berkurang.

Betapa jelas terlihat disaat ini kebutuhan besar atas kesucian imamat. Teladan utama kekudusan yang sederhana tidak lain adalah St. Yohanes Vianney, Curè D'Ars.

Jean Baptiste Mariè Vianney lahir pada 8 Mei 1786, di Dardilly, sebuah desa dekat Lyons. Rumah keluarga Vianney telah dikenal selama generasi demi generasi sebagai rumah orang miskin, yang terkenal dengna pengemis berkeliaran. Sebelum kelahiran St. Yohanes-Maria, yang tertua dari enam bersaudara, ibunya mempersembahkan dia kepada Tuhan dan Santa Perawan, membuat kaul rahasia untuk menguduskan dia ke altar. Wanita yang mendampingi ibunya pada saat persalinan menyatakan: "Entah anak ini akan menjadi orang Kudus atau penjahat besar."

Pada usia delapan belas bulan dia sudah belajar untuk merangkum tangan dalam doa dan dengan cadel menyebut nama Yesus dan Maria. Maria Vianney akan membangunkan anak-anaknya setiap hari, sehingga dia dapat melihat mereka mempersembahkan Hati mereka kepada Allah. Kebajikan ibunya merasuk kedalam hatinya: setelah Allah, pujian St. Vianney jatuh kepada ibunya, atas belas kasihnya, yang ia butuhkan sepenuhnya.

Orang Kudus ini menghadapi kesukaran untuk masuk seminari dan hidup di zaman pemberontakan anti-agama, ketika nampaknya Setan muncuk dalam kemenangan dalam budaya Perancis. Slogan pada saat itu adalah demi "kebebasan, kesetaraan, dan persaudaraan." Hingar bingar mereka selalu bersifat keji, untuk melenyapkan hak-hak Tuhan, menampilkan "kedaulatan" manusia, tapi disaat ini keadaan memburuk. Tetapi para Kudus tak pernah menyerah terhadap kebobrokan penyakit sosial. Satu hal yang mencerahkan Vianney adalah keyakinannya yang kuat bahwa kesucian bukanlah fenomena sejarah, dan Vianney membuktikan bahwa hal itu tidak benar. Vianney melakukan segalanya yang dianggap mustahil dan dia melakukannya dengan terang terangan.

Selama 41 tahun berikutnya sang imam akan mempertobatkan lebih dari 80.000 orang dengan berbagai macam pendosa yang mengeras hatinya. Belakangan, peziarah dari segala penjuru, sebanyak 120.000 orang setiap tahun, datang mengunjunginya, mendengar dia berkhotbah dan mengakukan kepadanya dosa-dosa mereka, dan dia akan menyembuhkan jiwa mereka dan bahkan kadang-kadang tubuh mereka.

Panggilan Imamat

Panggilan imamat adalah hal yang berharga dan misterius. St. Alfonsus Liguori memperkirakan satu dari tiga orang menerima panggilan. Jika saat ini kita mengalami kekurangan panggilan, kita tidak seharusnya menyalahkan Tuhan, tapi diri kita sendiri. Agar rahmat menjadi efektif dan bermanfaat ia harus jatuh di tanah yang subur, jika tidak benih akan tersedak oleh kesenangan duniawi.

Pada masa muda Vianney, karena Revolusi Perancis yang anti-imam, anti-gereja pecah pada 1789, para imam yang tidak menandatangani sumpah kepada negara dikirim ke pengasingan atau terpaksa bersembunyi. Jika tertangkap para imam ini dikirim ke guillotine. Segera pintu gereja di Dardilly ditutup dan kebiasaan menjalankan iman Katolik dilarang.

Tapi di daerah Lyons yang tidak jauh, masih ada 30 imam yang setia kepada Roma yang terus memberikan Sakramen-sakramen, dalam kerahasiaan, dan dengan risiko bagi hidup mereka. Keluarga Vianney tidak hanya berhasil mempertahankan iman mereka selama periode penganiayaan ini, namun pada kenyataannya, semakin bertumbuh kuat karenanya, sebagaimana Allah kerapkali membawa yang baik dari yang jahat. Keluarga yang gagah berani ini tidak memiliki hubungan dengan para imam yang mengambil sumpah setia kepada konstitusi Perancis, yang adalah anti-Gereja, dikenal sebagai imam juri, juga mereka tak akan mengizinkan anak-anak mereka untuk menghadiri sekolah-sekolah umum, meskipun denda berat dikenakan kepada mereka yang menjauhkan anak-anaknya.

Sebaliknya, mereka terus berdoa setiap hari dan memberikan bimbingan katekese di rumah. Terkadang seorang imam keras kepala atau yang setia kepada Roma datang mempersembahkan Misa secara rahasia.

Kejahatan Revolusi Perancis, yang menyebabkan pembelotan begitu banyak imam, memberi rasa ngeri mendalam akan dosa dan semangat devosi yang kuat dan kesalehan kepada Yohanes Vianney. Ia akan berkata, "Oh, seandainya aku seorang imam, aku ingin memenangkan begitu banyak jiwa bagi Tuhan."

Persiapan imamat

Pada tahun 1799, Napoleon Bonaparte naik ke tampuk kekuasaan. Dia membebaskan Gereja, membuka pintu gereja sehingga sekali lagi Misa dapat dirayakan secara publik dan Tuhan kita dalam ekaristi bertahta di atas altar. Yohanes-Maria bergegas melakukan kunjungan kepada Sakramen Mahakudus. Ia memiliki kemajuan rohani dimasa penganiayaan, tapi menderita dalam pendidikan formalnya, karena ia hanya mengetahui cara membaca dan menulis, tidak ada yang lain. Sekarang secara terbuka Vianney dapat mengejar panggilannya, pencobaan lain menantinya karena ayahnya Matthieu tidak akan memberikan izin bagi puteranya untuk masuk ke seminari. Vianney tua semakin bertambah usia dan ia butuh Vianney bekerja di pertanian. Sia-sia saja Maria memohon kepada suaminya. Sepanjang waktu, St. Yohanes menanggung semuanya dengan berdiam diri, tunduk kepada kehendak Allah yang kudus.

Sementara itu, Abbé Balley, salah satu dari dua imam yang paling mempengaruhi Vianney, telah membuka sebuah sekolah kecil di pastoran di Ecully, untuk mempersiapkan anak laki-laki kepada imamat. Matthieu menyerah dan mengizinkan Yohanes untuk belajar di sana. Pastor Balley enggan pada awalnya karena Yohanes-Maria kurang pendidikan dan sudah berusia sembilan belas, tapi ia berubah pikiran ketika tahu betapa banyak Vianney mengetahui Orang Kudus.

Yohanes Maria dengan antusias menekuni buku-bukunya, tetapi Latin menjadi batu sandungan baginya. Dalam keputus asaan dia membuat ziarah ke tempat suci St. Yohanes Regis, memohon diberikan keberhasilan yang mencukupi untuk menjadi seorang imam. Doa-doanya terjawab kemudian, meskipun dia tidak pernah menguasai Latin.

Pada tahun 1807 dia menerima Sakramen Penguatan, menambahkan Baptiste di namanya. Tahun berikutnya rintangan ketiga muncul dengan sendirinya. Bonaparte membutuhkan sangat banyak prajurit, jadi, meskipun seharusnya dia dibebaskan dari kewajiban, dia bersama dengan seminaris lainnya, dipanggil ke jajaran Tentara Kerajaan. Dia mematuhinya. Untungnya, pada tahun 1810, Bonaparte memberikan amnesti umum dan Yohanes-Maria bebas untuk kembali ke rumah. Penduduk gunung di desa Les Robins membuatkan jubah baginya karena mereka sangat mencintainya. Itu terjadi di bulan Februari, dalam kebahagiaan atas kembalinya putera tercintanya, Maria Vianney meninggal. Setelah itu, St. Yohanes-Maria tidak memiliki lagi keterikatan duniawi. Sekarang dia berusia 24.

Ketika dia kembali ke seminari dia membuat konsekrasi kepada Maria, menempatkan kepercayaan sepenuhnya kepadanya, berkomitmen atas semua perbuatan baiknya, masa lalu, sekarang, dan masa depan kepada perlindungan keibuannya, dengan cara yang direkomendasikan oleh St. Louis de Montfort, santo besar dari wilayah Vendee Perancis, yang begitu instrumental dalam melestarikan iman di bagian dari Perancis itu selama masa penganiayaan. De Montfort sudah meninggalkan warisan yang begitu kuatnya sehingga Revolusi tidak dapat menghancurkannya.

Vianney belajar di seminari tinggi di Lyons, dan kemudian dikenal sebagai Abbè Vianney karena dia telah menerima tonsur pada tahun sebelumnya. Di antara 250 seminaris, dia terkenal dengan asketismenya, mati raga, kesopanan, dan daya ingat. Disamping semua ini, enam bulan kemudian otoritas merasa terdorong untuk memecat dia, yang saat ini menjadi Santo Pelindung Imam Paroki, karena buruknya nilai akademis.

Hampir putus asa, dia mendengar suatu suara menginstruksikan dia untuk tidak khawatir karena dia suatu hari akan menjadi seorang imam. Abbé Balley tidak juga menyerah dan segera mengirim Yohanes kembali untuk ujian minor orde dan diakonat. Kali ini dia diuji dalam bahasa Perancis dan dia lulus, kenyataan ini terekam dalam catatan bahwa dia "memberikan jawaban sangat baik, memuaskan ..."

Sementara itu, dari segala hal yang diprihatinkan Uskup Agung adalah kesalehan. Ketika diberitahu bahwa Vianney adalah model kesalehan, Uskup memanggil dia untuk pentahbisan, dengan berkata: "Dia memiliki devosi kepada Bunda Maria? Dia tahu bagaimana berdoa Rosario? Dia model kesalehan? Baiklah kalau begitu! Aku memanggil dia datang untuk pentahbisan! Rahmat Allah akan melakukan selebihnya." Dan "selebihnya" itu telah menjadi sejarah!

Imamat

Pada tanggal 2 Juli, Pesta Visitasi, dia ditahbiskan subdiakon. Pada tanggal 12 Agustus tahun 1815, dia ditahbiskan menjadi imam untuk selama-lamanya. Pada awalnya, kecakapannya menahan dia untuk memberikan Pengakuan, tapi Tuhan memiliki rasa humor, karena segera Vianney akan mendengar Pengakuan sampai 18 jam sehari.

Pekerjaannya sebagai pastor paroki di Ars sulit: membutuhkan waktu beberapa tahun baginya untuk menutup bar, dan delapan tahun untuk menghentikan jual-beli di hari Minggu, dan seluruhnya dua puluh lima tahun untuk menjadikan umat berpakaian sopan dan berhenti menari yang tak sopan. Dia terus berdoa bagi orang-orang berdosa, tetapi mengalami banyak penderitaan dari mereka, fitnah, gencarnya gangguan jahat, kelelahan, demam terus menerus. Katanya, 'Menderita dalam kasih, bukan lagi menderita."

Pola makannya adalah mati raga bagi dirinya sendiri: kentang rebus, biasanya yang sudah berhari-hari, tidak pernah lebih dari dua dalam satu hari. Jika seseorang memberinya sepotong roti, dia akan menukarnya dengan remah-remah dari pengemis. Bagi pendosanya, disisi lain, dia memberi silih yang mudah, dikatakan "Aku memberi mereka penitensi ringan dan diriku melakukan yang selebihnya."

Pada awalnya, sebagai rutinitas penduduk desa hanya menghadiri Misa Minggu. Bahkan, alasan terkecilpun sudah mencukupi untuk absen. Hanyalah di hari Minggu, Vianney dapat mengandalkan untuk memperbaiki mereka secara umum. Selama seminggu dia akan mengunjungi peternakan dan rumah-rumah ketika semua orang sedang makan siang. Dia akan berdiri, bersandar di pintu berbicara dengan mereka mengenai pertanian. Tapi sebelum dia pergi dia berhasil mengubah topik pembicaraan mengenai Surga. Kemudian setelahnya dia terlihat berjalan melalui ladang berdoa Rosario.

Dia pembicara yang fasih sehingga banyak imam dan uskup datang untuk mendengar dia berkhotbah; begitu jelasnya dia mengajarkan kebenaran Iman, sehingga para pendengarnya terkejut dengan ajarannya yang sangat sederhana.

Sang Santo tidak menganggap desanya bertobat sampai ke 200 penduduk desa menjalankan Sepuluh Perintah Allah, Enam Perintah Gereja dan pemenuhan tugas sehari-hari. Dia mengajarkan tentang berpakaian sopan, karena dia tahu berpakaian sopan adalah penampilan luar atas kemurnian, dan dia menuntut berpakaian sopan setiap saat, bukan hanya di gereja. Tapi dosa yang menyebabkan dia paling banyak menangis adalah dosa penghujatan, pencemaran Nama Kudus Allah. Dia terbiasa mengatakan, adalah mukjizat bahwa para penghujat tidak dihukum mati di tempat. Dia memperingatkan penduduk desa "jika dosa penghujatan lazim terjadi di rumahmu, rumah itu — akan binasa."

Dari ini terlihat St. Vianney tak memberikan toleransi dan tanpa kompromi dalam masalah dosa, dan memang, dia serupa Santo Pelindungnya St. Yohanes Pembaptis.

Dan tepat saat ia melayangkan kapak ke akar, dia juga telah membangun, menjelaskan Misteri Iman seperti Inkarnasi dan Keperawanan Tak Bercela Maria dengan pengurapan sedemikian itu orang tersebut akan meneteskan air mata. Kegembiraannya adalah mengajarkan anak-anak katekismus, yang ia lakukan setiap hari. Setelah beberapa saat, orang dewasa datang juga. Mereka yang tumbuh dewasa dijaman Revolusi pengetahuan akan Iman mereka tidaklah memadai; dia mengajarkan mereka Rosario dan bahagia untuk memberitahu mereka tentang Orang Kudus.

Curè D'Ars (Imam dari Ars) berulang kali menekankan pentingnya Sakramen Mahakudus dan mengatur Perkumpulan Ekaristi. Kala itu gereja tidak pernah kosong, karena seseorang selalu hadir dihadapan Sakramen Mahakudus. Panti imam telah diperbaharui dengan patung dan lukisan indah, karena Vianney meyakini walaupun hanya melihat lukisan suci sudah dapat mempertobatkan jiwa. [tentunya Tradisi Katolik sepakat.]

Bapa Pengakuan

Menjelang tahun 1827 damai merasuki Ars karena semua orang yang tinggal disana hidup sesuai dengan Rencana Ilahi Allah. Seluruh Perancis telah mendengar Ars dan banyak yang datang mencari kedamaian disana dan menemukannya di kamar pengakuan sang imam suci. Dengan kepastian yang tak ada duanya dia akan menemukan sumber masalah dan tanpa ragu-ragu bersikeras untuk ditindak lanjuti atau dibuang. Lalu dia akan menasehati cara-cara untuk hidup penuh rahmat, dan bagaimana untuk menolak kesempatan berdosa. Waktu yang dihabiskan dalam kamar pengakuan bagi setiap pendosa singkat karena antrian yang sangat panjang dan waktu sangat berharga; kadang-kadang ia mendengarkan sampai 400 pengakuan dalam satu hari.

Suatu hari, saat meninggalkan kamar pengakuan, untuk mempersembahkan Misa, dia melewati seorang wanita yang bersiap pergi dengan putus asa karena tak berkesempatan menjumpainya. Dengan sukacita dia menyapanya, "Kamu tidak sukup sabar, anakku. Kamu disini baru saja tiga hari dan engkau ingin pulang? Kamu harus bertahan lima belas hari dan berdoa kepada St. Philomena yang akan memberitahukan kamu apa panggilanmu dan setelah itu, datang dan temuilah aku. "Dia melakukannya demikian dan kemudian menjadi seorang biarawati. Di lain waktu dia keluar dari bilik pengakuan dosa dan meminta seorang wanita keluar dari gilirannya untuk menghampirinya, karena mengetahui bahwa dia tak dapat menunggu lebih lama lagi. Wanita itu adalah ibu dari 16 anak-anak.

Kisah-kisah ini berhubungan dengan kasih sayang luar biasa dari Orang Kudus ini: sesungguhnya dia adalah saksi hidup rahmat Allah. Dan dia kadang-kadang akan menangis demi pendosa, yang Dianggapnya tidak cukup menyesal. Tidak cukup tempat disini untuk mengisahkan kesaksian yang demikian, tapi kami harus memberitahu kamu atas cintanya kepada St. Philomena.

St. Philomena dan Pastor Yohanes Vianney

St. Yohanes Maria Vianney terkenal karena banyak mukjizat. Satu doa singkat, kata, atau sentuhan tangannya adalah semua yang diperlukan untuk melakukan penyembuhan ajaib, tapi baginya penyembuhan jiwa adalah yang terpenting. Dan dia tidak suka menerima perhatian atau pujian. Sehingga dia membuat kesepakatan dengan St. Philomena, orang kudus favoritnya, bahwa dia akan mengirim semua orang yang layak mendapatkan penyembuhan kepadanya; dia akan menyanyikan pujian baginya dan St. Philomena yang melakukan karya penyembuhan. Sampai saat itu, Philomena kurang dikenal. Relikwinya baru-baru ini saja ditemukan di katakombe. Bahkan, dia dipuji karena menyebarkan devosi kepada sang Santa karena ada orang-orang yang tidak percaya kepada St. Philomena.

Vianney bersaksi bahwa St. Philomena dan Bunda Maria menampakkan diri kepadanya pada saat-saat ketika dia membutuhkan bantuan Surgawi. Dan dia akan selalu mengatakan, ketika ditanya bagaimana dia menjaga jadwalnya yang sulit, "Bersama Bunda Maria dan St. Philomena kami menjalankannya bersama-sama."

Pelecehan oleh iblis

Kami harus memberikan penjelasan singkat tentang pelecehan oleh iblis. Setan lebih suka dilupakan sehingga dia bisa melakukan semua pekerjaannya lebih leluasa. Jika taktik ini tidak bekerja, dia melakukan segala macam manifestasi untuk mengganggu ketenangan jiwa. Kepada Curè taktiknya tak ada yang berhasil. Dengan demikian, iblis memakai wujud jasmani untuk menakuti sang imam, yang berhasil dilakukannya untuk sementara waktu. Bayangkan diri kamu sedang diseret di mata kaki keluar dari tempat tidur, seperti dialaminya pada banyak kesempatan, atau mendengar jeritan mengerikan atau Setan sendiri bernyanyi di malam hari. Inilah yang terjadi dengan Curè D'Ars dari tahun 1824-1858, ratusan kali setahun. Setelah beberapa saat dia berhenti ditakut-takuti; semua yang Setan bisa dapatkan hanyalah hilangnya tidur, yang paling banyak hanya 2 sampai 3 jam saja. Satu malam tempat tidur terbakar, masih juga tidak berhasil. Iblis terdengar mengatakan, "Jika saja ada tiga imam seperti kamu, kerajaanku akan hancur."

Orang Kudus ini menghabiskan bertahun-tahun kepahlawanan dalam penderitaan dan menjelang akhir hidupnya dia bersukacita karena Ibu Surgawi dan Ratunya, dihormati oleh Paus Pius IX saat dia menyatakan Santa Perawan Maria "dipertahankan dari segala noda dosa, dari saat pertama pembuahannya" pada tanggal 8 Desember 1854. Keyakinan yang ia telah pegang teguh, tapi sekarang menjadi resmi.

Kematian

Pada usia 73, dia masih menjalankan rutinitas yang sama, sudah siap untuk istirahat kekal. Pada tanggal 29 Juli 1859, dia roboh untuk terakhir kalinya sambil mengucapkan, "Aku bisa melakukan lebih. Para pendosa akan membunuh para pendosa." Setelah menerima Sakramen Terakhir dan Viaticum Kudus, pada 4 Agustus, 1859 jiwa Yohanes-Maria Baptis Vianney pergi ke Surga. Jenazahnya tetap berada di Ars hari ini, sepenuhnya utuh.

Mari kita berdoa kepada Curè d'Ars, agar dia mendapatkan bagi kita para imam suci!

Ada tradisi pepatah dalam Gereja Katolik:

Jika pastor paroki seorang yang Kudus, umatnya akan menjadi suci;

Jika imam itu suci, namun belum menjadi Kudus, umatnya akan menjadi baik;

Jika dia baik, umatya akan suam-suam kuku,

dan jika dia suam-suam kuku, umatnya akan menjadi buruk.

Dan jika imam itu sendiri buruk, umatya akan pergi ke Neraka.

[dengan anggapan mereka mengikuti teladan sang imam]


No photo  news415.jpg

No photo  news415a.jpg

Yohanes Vianney — Pelindung Para Imam

No photo  news415aa.jpg

Yohanes Vianney — Pelindung Para Imam

No photo  news415b.jpg

Yohanes Vianney — Pelindung Para Imam

No photo  news415c.jpg

Yohanes Vianney — Pelindung Para Imam

No photo  news415d.jpg

Yohanes Vianney — Pelindung Para Imam

No photo  news415e.jpg

Yohanes Vianney — Pelindung Para Imam

No photo  news415f.jpg

Yohanes Vianney — Pelindung Para Imam

No photo  news415g.jpg

Yohanes Vianney — Pelindung Para Imam

No photo  news415h.jpg

Yohanes Vianney — Pelindung Para Imam